
NATAL - Kunjungan kontrol sosial TOPAN-RI ke sekolah Madrasah Tsanawiyah Nahdatul Ulama (MTs NU) Natal status akreditasi B di Jl. Sye KH Abdul Fattah No. 31 kecamatan Natal kabupaten Mandailing Natal provinsi Sumatera Utara Jum’at 28/09/2018 dan mencatat jumlah siswa/i 228 orang, kelas VII tiga rombel, lelas VII dua rombel, kelas IX dua rombel dan jumlah guru 17 orang.
Kepala sekolah MTs NU Natal (Iswar Hp 082360506612) menerangkan “sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 sekolah MTs NU Natal tidak ada pembangunan fisik lokal, tidak mendapatkan sumbangan dari pihak pemerintah ataupun dari kementerian Agama. Digunakan hanya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diterima sebesar Rp 96.500.000,-/enam (6) bulan untuk penggajian guru pengajar, sisawa/i yang mendapatkan Bantuan Siswa Miskin (BSM) 17 orang saja. Pembayaran gaji guru selalu ditunda-tunda pihak yayasan maka terjadi penerimaan gaji guru januari s/d mei diterima pada bulan mei 2018.”
Tambahan keterangan dari Iswar; dirinya harus selalu berbohong karena menurutnya wartawan dan LSM di kecamatan Natal tukang minta-minta dengan gaya Mop dan menakutnakutkan dirinya setiap dikunjungi para wartawan dan LSM. Keterangan tersebut diungkapkan setelah kunjungan TOPAN-RI, Iswar mengakui dirinya sebagai wakil kepal sekolah MTs NU Natal untuk menghalangi sosial kontrol yang dilakukan TOPAN-RI.
Team Monitoring TOPAN-RI memberikan saran kepada Iswar, bahwa Iswar sebagai kepala sekolah harus belajar jujur, terbuka, berwibawa dan penuh wawasan supaya para guru dan anak didiknya menjadi teladan sebagai generasi bangsa Indonesia. Menurut team monitoring TOPAN-RI memandang penialaian dari tingkat kebohongan Iswar terlalu tinggi, menyatakan bahwa Iswar tidak layak sebagai kepala sekolah MTs NU Natal. (Yahya)